Rabu, 20 Juni 2012

Tai chi tidak Efektif untuk Pengobatan Kanker

REUTERS/"PRLM"
REUTERS/”PRLM”
Seni bela diri tai chi.
LONDON, (PRLM).- Seni bela diri tai chi memiliki manfaat kesehatan untuk para lansia (lanjut usia), termasuk mencegah jatuh dan meningkatkan kesehatan mental, hal ini terungkap dalam ulasan “British Journal of Sports Medicine”, Senin (16/5).
Namun tai chi yang dipraktikkan secara luas untuk kesehatan, tidak terbukti membantu menurunkan gejala kanker atau artritis reumatoid, dan bukti tersebut bertentangan dengan banyak kondisi kesehatan dan gejala lainnya.

Efektivitas tai chi untuk berbagai penyakit telah dinilai dalam beberapa penelitian dan ulasan, tapi temuan itu saling bertentangan, sehingga peneliti dari Korea Institute of Oriental Medicine di Korea Selatan dan University of Exeter di Inggris memutuskan untuk membandingkan kesimpulan dari ulasan tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik manfaat dari tai chi.
Tiga puluh lima ulasan yang relevan menilai tai chi yang diidentifikasi dari basis data bahasa Inggris, Cina, dan Korea. Mereka melihat efektivitas teknik tersebut dalam berbagai penyakit. Namun untuk beberapa kondisi, temuan dari tinjauan itu bertentangan. Yang jelas tai chi efektif untuk mencegah jatuh dan meningkatkan kesehatan psikologis dan dikaitkan dengan manfaat kesehatan umum untuk orang tua. Di sisi lain, tai chi tampaknya tidak efektif untuk pengobatan gejala kanker dan artritis reumatoid.
Para peneliti menyimpulkan: “Gambaran kami menunjukkan bahwa tai chi, yang menggabungkan teknik pernapasan dalam dan relaksasi dengan gerakan lambat dan lembut, mungkin bermanfaat untuk pencegahan jatuh dan perbaikan keseimbangan pada lansia serta beberapa efek meditatif untuk meningkatkan kesehatan psikologis. Kami menyarankan, tai chi untuk orang tua karena berbagai keunggulan fisik dan psikologis. Namun, tai chi mungkin tidak efektif mengobati penyakit radang.” (Aya/A-147)***



dikutip dari :http://metafisis.wordpress.com/2012/02/18/tai-chi-tidak-efektif-untuk-pengobatan-kanker/?like=1&_wpnonce=366202614d

Jangan Dilihat dari Bodi Doang....... liat dari sisi tenaga nya

Kawasaki KR150-R, dari masa ke masa. 

Kalau ngomongin produk motor sport 150cc berdimensi paling imut dikeluarga Kawasaki, khususnya buatan negeri Gajah Putih yang pernah popular ditahun 90′an silam, dimana teknologi 2 tak masih menjadi primadona bagi penikmat kecepatan, pasti ingatan saya akan terbawa akan sosok KR 150-R.
Tidak salah, tepatnya ditahun 92′an waktu pertama kali motor ini diperkenalkan kepublik dalam negeri, konsep minimalis dengan tenaga bengis merupakan hal yang pingin ditawarkan oleh pabrikan pengusung warna kebanggaan hijau ini. Apakah pihak pabrikan tengah tergiur dengan renyahnya kue penjualan yang kala itu tiap produsen sepeda motor asal Jepang menyuguhkan konsep imut tapi bertenaga amit-amit? Kalau melihat rival-rivalnya macam Honda yang terlebih dulu mempelopori  kelas ini dengan produk andalannya Beat R 115, atau Suzuki dengan Flash 110, atau lagi Yamaha yang paling bontot dalam mengeluarkan produk andalan macam Touch 125, bisa jadi Kawasaki juga tertarik buat pamer unjuk keperkasaan. Tapi kalo disandingkan dengan ketiga produk kompetitornya tersebut, rasa-rasanya KR 150-R tidak bisa disejajarkan, kenapa? yang jelas teknologi dan kubikasi mesin adalah jawaban utama.
Kawasaki KR150-R Gen. 1






Dengan mengandalkan mesin berkubikasi 148cc (bore x stroke = 59,0 x 54,4 mm), single silinder, Reed Valve, 2 stroke, liquid cooler, dilengkapi karburator Flat-Oval Keihin PWK 28, serta teknologi andalan KIPS (Kawasaki Integrated Power valve System), dan juga 6 percepatan, nyatanya horse power yang mampu disemburkan motor bertajuk Ultra Sports ini sampai dengan 34 @ 10,500 rpm. Hmmm…benar-benar motor imut dengan tenaga yang amit-amit, bukan?

Guna memberikan kestabilan disaat motor dipacu dalam kecepatan tinggi, rangka Double Cradle Box Frame dijadikan andalan untuk menopang mesin sekaligus sasis bagi tubuh motor. Dan pada akhirnya, mendatang tipe rangka inilah yang kemudian menjadi acuan dasar bagi tiap produk motor sport Kawasaki kelas 150cc 2 stroke, macam KRR 150 series, Victor 150 series, hingga produk Ninja 150 L buatan PT. KMI (Kawasaki Motor Indonesia) pun juga turut mengaplikasikan rangka ini. Lalu kenapa rangka itu yang dijadikan basis acuan untuk motor generasi selanjutnya? yang jelas rigidibilitas serta fleksibilitas saat digunakan dilintasan sirkuit maupun jalanan dapat diandalkan kelebihannya. Kalau tidak percaya coba tanyakan kejuragan warung ini. ;-)
Sama halnya dengan produk sport 150cc kasta tertinggi dari Kawasaki Thailand yakni Serpico series, di KR150 ini juga mengalami update facelift maupun major update dari generasi ke generasi hingga akhir masa popularitasnya menjelang pergantian millenium. Misal…













Kawasaki KR150-SP Gen.2
Kawasaki KR150-SP merupakan generasi kedua yang lahir tidak sampai 1 tahun setelah generasi pertama sukses dalam melakukan penetrasi pasar. Yeah! kemungkinan motor ini dijadikan produk tandem beda alternatif bagi konsumen penyuka tampilan sporty, lha wong namanya aja dikasih embel-embel SP alias Sports Production. Tidak ada yang beda pada motor ini dengan seri KR150-R, baik itu secara tampilan maupun spek mesin, kecuali velg cast wheel, pemindahan posisi kaca spion dari handle stang ke head fairing, serta permainan striping yang lebih eye catching dan mampu memberi penyegaran tersendiri buat enthusiastnya.

Kawasaki KR150-SP Turbomag Gen.3
Sedang untuk generasi ketiga lahir 2 tahun setelah KR150-R menuai hasil positif dipasar, lebih tepatnya tahun 94′an. Masih mengadop basis dari seri KR150-SP yang diperbaharui design teknologi sistem pelepas gas buangnya serta perbaikan penampilan konsol dasboard pada stang alias speedometer, motor generasi ketiga ini menggebrak pasar dengan nama KR150-SP Turbomag. Eh, ternyata tidak hanya kedua bagian itu saja yang mendapat sentuhan pembaharuan, pemakaian lampu utama dengan tipe helogen serta lagi-lagi permainan striping merupakan 2 tambahan lagi untuk mendongkrak nilai penjualan.











Kawasaki KR150-SSE Gen.4
Dan yang terakhir adalah generasi keempat, lahir tahun 95′an, motor ini bener-bener sudah mendapat sentuhan pada teknologi mesinnya. Super-KIPS merupakan bukti telah dikembangkannya perbaikan pada perangkat doping motor yang diberi nama KR150-SSE. Dan pada akhirnya pula, standar Super-KIPS lah yang kedepannya akan menjadi teknologi andalan pada tiap produk motor sport kelas 150cc 2 stroke Kawasaki. Selain Super-KIPS, stabiliser untuk mengurangi gejala getar disaat motor digeber pada kecepatan tinggi juga diaplikasikan pada seri ini. Juga untuk mempertegas kesan sportinya, velg cast wheel berlabel Enkei palang tiga juga dipasang sebagai pemanis kaki-kaki, tak lupa ketinggalan warna grafis yang oleh pabrikan dinamakan Racer Replica juga telah melabur diseluruh bodi motor yang kedepannya nanti menjadi cikal bakal lahirnya KRR 150 tersebut.
 











Penasaran dengan ulasan Kawasaki KRR 150? untuk pengobat rasa penasaran baca dulu artikel tentang KRR150-SE ini. :-)
Demikian dari saya,
Salam.
 

 

dikutip dari:http://dwinugros.wordpress.com/2011/11/26/kawasaki-kr150-r-dari-masa-ke-masa/(dengan pengubahan)

History Of Zombies Dayligth

Band ini berdiri sekitar tahun 2009 di Surabaya. Hadir dengan nuansa baru, Zombies Daylight menawarkan warna dan persepsi yang menyuarakan hal positif, cinta kasih dan membangun semangat hidup yang saat ini dirasa menyerang masing-masing individu yang kian melemah tiap harinya. 
      Sekilas saja kita dengarkan musik mereka, akan begitu terasa kentalnya 'easycore' yang mereka tawarkan. Namun tampaknya ZD tidak begitu ingin diidentikkan dengan easycore. Mereka cenderung menamakan genre mereka sebagai Heavy Pop Punk, Pop Punk Hardcore, Progressive, Whatever. Whatever?? Ya, tampaknya mereka cukup memberikan wewenang kepada pendengar untuk menyimpulkan musik mereka.  
       Zombies sendiri beranggotakan 4 pemuda Surabaya yang cukup veteran di dunia permusikkan indie  Surabaya. Mereka ialah Saka (vokalis) yang juga merangkap sebagai gitaris dan vokalis Blingsatan. Bima gitaris tunggal zombies, lalu ada Andrew (bass) yang juga masih aktif bersama band grindcorre punk attacknya yaitu Depo Sampah. Dan terakhir Dandu (drumer) yang menyambi sebagai drummer Devadata dan salah satu anggota Drum Hero di Surabaya




dikutip dari :http://ronascent.blogspot.com/2010/09/zombies-daylight.html